Tertangkapnya pelaku kejahatan menggunakan hipnotis Gatot Wardoyo, di
Samarinda, beberapa hari lalu, sedikit membuka tabir bahwa pelaku
kejahatan gendam ini terorganisir sehingga Poltabes setempat masih
memburu kawanan pelaku lainnya.
"Pengakuan Gatot tidak sepenuhnya
kita percaya. Meskipun ia mengaku melakukan baru dua kali di Jawa dan
Samarinda bersama temannya saat di Yogyakarta," kata Kasat Rreskrim
Poltabes Samarinda, Komisaris, Jemmy GP. Suatan di Samarinda, Sabtu
(09/09).
Hal itu disampaikan Kasat Reskrim Poltabes Samarinda
ketika dikonfirmasi mengenai perkembangan pemeriksaan Gatot Wardoyo,
pelaku gendam terhadap Yuliana Kurniawan pada Maret 2006 di Mal
Lembuswana.
Pihaknya sampai kini masih terus melakukan pemeriksaan intensif sebab kuat dugaan Gatot sudah sering beraksi di Samarinda.
"Dia mengaku baru sekali beraksi,tapi kami masih melakukan pemeriksaan untuk memastikan pengakuannya,"ujar dia.
Ia
mengakui bahwa kasus kejahatan dengan modus operandi "membius"
mangsanya menggunakan hipnotis banyak terjadi, dan baru Gatot yang sudah
tertangkap sehingga ia menilai bahwa tidak mungkin bisa bekerja
sendiri.
"Sebelum diringkus, banyak sudah korban jatuh. Mereka
bekerja secara profesional, memilih mangsa serta terjadi di pusat
keramaian, baik di mal mau pun tempat perbelanjaan yang padat
dikunjungi," katanya.
Kasat Reskrim berjanji akan memburu para
pelaku gendam yang selama ini meresahkan warga. Namun, Jemmy juga
berharap kepada warga agar senantiasa berhati-hati kepada setiap orang
yang baru dikenal.
"Jangan mudah terpedaya oleh bujukan dan
iming-iming orang yang baru dikenal. Mereka (pelaku gendam)
berpenampilan rapi, dan sulit dikenali sehingga saya berharap agar warga
tidak terpedaya hanya karena penampilan seseorang yang menjanjikan
sesuatu dengan harus menyerahkan uang atau barang. Kami akan terus
berupaya melacak para pelaku gendam, khusunya teman tersangka yang
identitasnya sudah kami ketahui," ungkap Kasat Reskrim.
Gatot
(44) warga jalan Pandu IV Blok DD 3/20B RT. 5, Pamulangan, Tangerang,
tertangkap tidak sengaja di SCP Kamis sore (7/9) sekitar pukul 15:30
Wita, saat salah satu korban mengenali dirinya.
Salah seorang
korban hipnotis, Yuliana Kurniawan, warga Jl. Gatot Subroto RT. 54, No.
10, Samarinda Utara mengenali tersangka saat ingin menyerat korban lain
di Mal SCP (Samarinda Central Plaza).
Warga keturunan Tionghoa
itu pernah menjadi korban gendam Gatoto pada bulan Maret lalu, saat
korban bersama anaknya sedang mencari susu di Mall Lembuswana.
Atas
peristiwa itu, Yuliana menderita kerugian Rp7, 7 juta setelah Gatot
yang seorang temannya membawa kabur uang tunai Rp6 juta dan sebuah HP
milik Yuliana.
Saat dipergoki, Gatot sempat menawarkan jalan
damai dan berjanji akan mengembalikan uang dan HP korban, namun Yuliana
menolak mentah-mentah tawaran penggendam itu. Saat ia kabur, korban
berteriak "maling" sehingga tersangka sempat babak belur dihakimi massa sebelum diserahkan kepada Satpam dan Poltabes Samarinda. (*/lpk)